UB Sambut 2013

Parade Budaya Internasional dan pesta kembang api menyemarakkan pergantian tahun di Universitas Brawijaya (UB). Acara tersebut dipusatkan di lapangan rektorat selepas Isya’ (31/12) hingga tengah malam, dan disaksikan keluarga besar UB serta masyarakat sekitar. Pentas musik dan aneka tarian memeriahkan event “Dari Mahasiswa Untuk Mahasiswa” ini. Ketua Pelaksana Dr. Agung Pramana Warih Marhendra menyampaikan, melalui event tersebut pihaknya bermaksud menandaskan bahwa UB merupakan perguruan tinggi berkelas dunia (world class university). Karena itu, mereka yang tampil adalah mahasiswa dari berbagai bangsa yang menempuh pendidikan di UB seperti Malaysia dan Myanmar.

Bukan itu saja, Berbagai tarian daerah yang dipentaskan pada malam tersebut juga dibawakan langsung oleh putera-puteri daerah yang kuliah di sini. Aneka tarian dari berbagai daerah digabung menjadi satu dalam sebuah tari kolase. Aneka tarian tersebut meliputi Mandau Bawi (Aceh), Saman (Aceh), Gandrung (Banyuwangi), Kembang Kepang (Tulungagung), Yospan (Papua), Sekar Jagad dan Kebyar Uduk (Bali), Indang dan Rantak (Sumatera Barat).

14 tarian yang ditampilkan dalam kesempatan tersebut, menurut Prayogi, 3 diantaranya persembahkan mahasiswa Malaysia meliputi light dance, bharatanatyam dance dan modern dance. Sementara itu, mahasiswa Myanmar membawakan tari Thingyan. Tari Yosakoi asal Jepang dibawakan oleh mahasiswa Sastra Jepang UB. Ada juga kolaborasi tari gambyong asal Jawa Tengah dengan homeband UB yang membawakan lagu “Symphony yang Indah”.

Diwawancarai PRASETYA Online, perwakilan mahasiswa Myanmar, Suu Myat Noe Htwe menyampaikan tari Thingyan menceritakan tentang kegembiraan tahun baru yang di negeri ini jatuh setiap Bulan April. Selain Myanmar, mahasiswa Fakultas kedokteran angkatan 2010 ini menambahkan, tari thing yan juga ada di Laos dan Thailand, yang biasanya dibarengi dengan pesta air. Enam orang mahasiswa yang membawakannya mengaku berlatih sendiri selama 15 hari.

Mahasiswa Malaysia yang sempat ditemui PRASETYA Online adalah Leong Siu Mun (FK 2010) dan Bannu (FK 2012). Disampaikannya, tarian yang dibawakan merupakan tarian India asli Malaysia. Delapan penari perempuan yang membawakannya, kata Bannu berlatih sekitar satu bulan sebelum pentas malam itu. Tarian ini menyajikan cahaya di tempat yang gelap dan menggambarkan pertarungan antara kebaikan melawan keburukan. Selain koreografi,  kombinasi antara classical dance dan modern dance menurutnya tersaji dalam perbedaan hentakan irama. Dalam membawakannya, para penari tersebut mengenakan pakaian tradisional saree dan Punjabi suit yang dilengkapi gelang dari India.

Selain tarian, acara juga disemarakkan penampilan group band seperti D’rename Band, Teni Floppy (FTP), homeband UB dan UB band. D’rename misalnya, dalam kesempatan tersebut membawakan empat buah lagu. Salah satu personel, Bayu Riski Ananda mengaku berlatih selama 2-3 minggu sebelum tampil.

Saat detik-detik pergantian tahun, pesta kembang api memeriahkan langit di seputar kampus UB pada tengah malam. Ketua Pelaksana Agung Pramana Warih menyampaikan, pesta kembang api ini didukung salah satu bank ternama milik pemerintah. Dengan event seperti ini, pihaknya berharap mahasiswa dan seluruh komponen di lingkungan UB mampu berinteraksi dan membaur meskipun berbeda kebangsaan. “Ini menandakan UB merupakan kampus kosmopolitan tempat berinteraksinya masyarakat berbagai bangsa yang kondusif,” ia menerangkan.

sumber

Leave a Reply